Friday, November 20, 2009

Ujian dengan nikmat kebahagiaan

Usrah Rasa Hati siaran IKIMFM rabu lepas (18 /11) membincangkan topik ujian dengan nikmat kebahagiaan. Kita seringkali menganggap hanya derita, kesusahan & bencana sebagai ujian daripada Tuhan dan lupa dengan ujian dalam bentuk nikmat kebahagiaan. Kita anggap kebahagiaan yang kita kecapi sebagai nikmat semata-mata, tanpa ada rahsia disebaliknya. Sesungguhnya kita harus ada kayu ukur atau neraca bagi menilai kebahagiaan yang kita kecapi agar ia membawa diri kita lebih dekat kepadaNya...
Renungkan kisah seorang lelaki di zaman Nabi yang asalnya miskin sehinggakan terpaksa bergegas pulang ke rumah setiap kali selepas solat di masjid bagi membolehkan isterinya pula bersolat menggunakan kain yang sama dipakainya. Namun apabila dikurniakan dengan nikmat kesenangan dia jadi lalai..
Semoga kita termasuk di kalangan hamba yang bersyukur... Aameen

2 comments:

abuayman on December 1, 2009 at 2:20 AM said...
This comment has been removed by the author.
abuayman on December 1, 2009 at 2:27 AM said...

"Dan ingatlah bahwa harta-mu dan anak-mu
Adalah UJIAN bagimu" .....( QS.Al Anfal 28 )

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu MELALAIKAN kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munafiqun: 9)

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah CUBAAN (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (At-Taghabun: 15)

“Harta dan anak-anak adalah PERHIASAN kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al-Kahfi: 46)

banyak lagi ayat yang mengingatkan tentang harta dan anak-anak adalah PERHIASAN yang juga merupakan UJIAN dan amat mudah MELALAIKAN kita dari Allah Taala.

Jika dilihat dari kacamata mufassirin:

1.Al-Alusi berkata: “Janganlah karena mementingkan pengurusan (anak-anak dan harta) dan memerhatikan kemaslahatannya serta bersenang-senang dengannya, menyebabkan kalian tersibukkan dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa shalat dan ibadah-ibadah lainnya, yang akan mengingatkan kalian kepada sesembahan yang haq Subhanahu wa Ta’ala.” (Tafsir Al-Alusi)

2.Asy-Syinqithi rahimahullahu menerangkan: “Yang dimaksud ayat yang mulia ini adalah peringatan kepada manusia agar senantiasa beramal shalih, agar mereka tidak tersibukkan dengan perhiasan kehidupan dunia berupa harta dan anak-anak, dari sesuatu yang memberi manfaat kepada mereka di akhirat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa amalan-amalan yang shalih.” (Adhwa`ul Bayan, 4/80, cetakan Darul Hadits, Kairo)

3.Asy-Syaukani rahimahullahu menyebutkan bahwa harta dan anak-anak yang melalaikan dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan salah satu akhlak kaum munafiqin. (Fathul Qadir)

wallahua'lam.

 

Blogroll

usrah ansar Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template