Thursday, January 14, 2010

AKU,DIA DAN ISTI'JAL

AKU,DIA DAN ISTI'JAL (TERGESA-GESA@KALUT)

Khabbab bin Al-Arat ra. pernah datang kepada Rasulullah. Ia muak melihat kaum musyrikin selalu mentertawakan Islam. Ia bosan menghadapi berbagai kesulitan. Dan ia ingin agar dakwah Rasulullah saw segera mendapatkan kemenangan. Sementara itu ia merasakan bahwa da’wah yang dilakukan oleh Rasulullah dan para shahabatnya tidak kunjung membawa hasil. Bahkan ujian yang datang semakin keras, semakin berat. Keadaan yang seperti ini membuat dia memberanikan diri untuk memohon kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah SAW, tidakkah engkau berkenan untuk berdo’a bagi kami? Tidakkah engkau berdo’a agar dakwah ini segera mendapatkan kemenangan?”.

Mendengar keluhan ini Rasulullah saw menjelaskan, “Kalian ini belum seberapa. Orang-orang sebelum kalian pernah mengalami peristiwa yang lebih mengerikan. Musuh Allah menggali lubang, lalu ada yang dimasukkan ke dalam lubang, kemudian digergaji kepalanya menjadi dua. Ada juga yang disisir dengan sisir besi sehingga kulitnya mengelupas dari tulang-tulangnya. Tetapi itu semua tidak membuatnya bergeser dari agamanya. Demi Allah, agama ini akan mengalami kemenangan sehingga seseorang yang berjalan dari hadramaut hingga ke San’a tidak merasa takut kepada sesuatu pun melainkan takut kepada Allah. Maka kalian jangan tergesa-gesa”.


Berjuang di jalan Allah bukanlah jalan yang mudah. Jalan yang membentang di hadapan pejuang di jalan Allah adalah jalan keras dan licin, yang penuh dengan onak dan duri, penuh halangan dan rintangan. Maka tidak akan sanggup menempuh jalan berat tersebut kecuali orang-orang yang memiliki mental kuat yang pertama, dan memiliki bekalan tawakkal yang kuat.

Yang lebih berat lagi, disamping jalan sulit dan berliku yang haus ditempuh oleh pejuang di jalan Allah, di sisi kiri dan kanan banyak syaitan-syaitan berusaha menjatuhkan para pejuang. Lepas dari satu syetan bukan bererti automatik selamat, tetapi ia akan menghadapi syaitan lain yang lebih licik tipu dayanya. Syaitan-syaitan itu menebarkan berbagai penyakit di jalan Allah untuk menggagalkan usaha para pejuang.

Salah satu penyakit yang ditebarkan syaitan di jalan perjuangan ini adalah isti’jal.

التَّأَنِّى مِنَ اللَّهِ وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

Kecermatan itu dari Allah dan ketergesa-gesaan itu dari syaitan. (HR al-Baihaqi)


Kata isti’jal yang diterjemahkan sebagai tergesa-gesa. Di dalam hadis tersebut tergesa dikatakan dari syaitan-syaitan, karena ketergesaan akan menyebabkan seseorang bertindak tanpa perhitungan yang matang. Akibat selanjutnya adalah terjadinya tindakan yang tidak benar.

Di dalam dunia da’wah dan perjuangan, istilah isti’jal berarti: keinginan untuk segera merasakan dan memetik hasil dakwah dan perjuangan.Karena keinginannya itu lalu seseorang megambil langkah-langkah dakwah tanpa memikirkan keadaan sebenar yang ada dan tanpa mempertimbangkan akibat-akibat yang akan terjadi. Juga tanpa memikirkan apakah cara yang digunakan sesuai dengan kaedah dan tuntunan syari’at atau tidak.

Diantara bentuk-bentuk isti’jal yang sering muncul ke permukaan da’wah adalah ingin merekrut anggota jama’ah sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan aspek kualiti. Lalu untuk mendapatkan anggota jama’ah yang banyak ia menggunakan segala cara, tanpa mempedulikan bahawa cara yang dilakukan itu menyimpang dari ajaran agama.

Kalau kita membandingkan dengan dakwah para Rasul, mereka berdakwah bertahun-tahun tetapi umatnya hanya beberapa orang saja. Kita lihat sejarah dakwah nabi Isa, pengikutnya hanya 12 orang. Da’wah nabi Nuh dan da’wah nabi Ibrahim, pengikutnya lebih sedikit lagi.

Demikian juga kalau kita meneliti dakwah nabi Muhammad saw. Mengapa dakwah Rasulullah saw di Mekkah tidak ditempuh dua tahun atau lima tahun saja? Beliau berdakwah di mekkah selama 13 tahun, dan hanya mendapatkan pengikut 45 orang sahabat saja, namun beliau tetap bersabar dan terus mendidik dan mentarbiyah sahabatnya, walaupun dalam keadaan tertindas dan terasing ditengah-tengah masyarakat Makkah saat itu. Setelah 13 tahun kemudian, baginda pun berhijrah ke Madinah. Itupun tidak segera membuat program penaklukan Mekkah (Fathu Makkah). Penaklukan itu terjadi setelah 8 tahun beliau ada di Madinah.

Dari sejarah da’wah para rasul kita boleh memetik pelajaran bahwa seorang da’ie, dan pejuang hendaknya tidak tergesa-gesa dalam berdakwah karena sesungguhnya ia adalah dari syaitan. Sedikitnya jumlah pengikut bukan berarti sebuah kegagalan. Siapa yang berani mengatakan bahwa da’wah Nabi Nuh gagal? Siapa yang berani mengatakan bahwa da’wah Nabi Isa gagal, karena pengikutnya hanya 12 orang?

Kadang-kadang isti’jal juga muncul dalam bentuk keinginan untuk segera mencapai posisi kekuasaan di dalam sebuah negara. Dengan mengangkat negara sebagai target perjuangan, lalu segala daya upaya diarahkan untuk meraih kekuasaan. Bahkan boleh jadi hal-hal yang sesungguhnya tidak menguntungkan terhadap dakwah pun dilakukan dengan alasan untuk mendapatkan posisi dalam sebuah negara. Dengan prinsip demikian maka sesunguhnya telah muncul kaedah baru, tujuan menjadikan sarana pendokongnya menjadi baik. Dalam bahasa politik Machiaveli, tujuan menghalalkan segala cara. Sehingga dakwah dan perjuangan islam beraroma machiavelian.

Logik yang digunakan oleh pengikut madzhab dakwah ini sederhana, bahwa apabila seseorang telah menguasai sebuah negara maka negara yang ada di bawah kendalinya akan diatur dengan tatacara Islam. Namun seringkali realiti tidak demikian. Setidaknya kita melihat bahwa Raja Najasyi adalah seorang muslim, sehingga ketika beliau wafat dishalatghaibkan oleh Rasulullah saw. Beliau dishalatkan secara ghaib karena di negeri ethopia tidak ada yang menyalatkan. Dan di sana tidak ada yang menyalatkan karena Raja Najasyi tidak bisa mengajak kaumnya untuk beriman, meskipun dirinya telah beriman.

Bahkan boleh jadi, dengan menguasai negara akan terseret arus umat atau rakyat. Dalam sejarah pun kita mencatat, meskipun raja Heraklius sebenarnya yakin akan kebenaran Islam, tetapi karena keinginan dan keegoan untuk mempertahankan posisinya ia memilih untuk tidak beriman…. 



Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Isti’jal



Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya isti’jal pada seseorang, diantaranya adalah:

1- Faktor tabi’at.

Bahwa manusia diciptakan oleh Allah, salah satu sifat bawaannya adalah tergesa-gesa, sebagaimana disebutkan Allah,

“Manusia itu telah dijadikan (bertabiat ) tergesa-gesa” (Al-Anbiya’ : 37)

“ Dan manusia mendo’a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo’a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa” (Al-Isra’ : 11)



2- Melupakan tujuan perjuangan seorang muslim.

Banyak da’ie dan pejuang yang keliru dalam menetapkan tujuan dakwah. Ada di antaranya yang berorientasi pada hasil sebagai tujuan dari setiap usahanya dalam perjuangan, sehingga tatkala hasil yang diharapkan tak kunjung datang, hatinya menjadi tak tenteram dan akhirnya mengarah pada sikap isti’jal. Padahal tujuan seorang muslim adalah mardhotillah (keridhaan Allah) dan itu akan terwujud manakala seorang da’i selalu memegang teguh dalam manhaj Allah hingga akhir hayat.

“Maka siapa yang berharap berjumpa dengan Rabbnya, hendaklah beramal shalih dan tidak menyekutukannya dalam beribadah kepada Rabb-nya.”(al-Kahfi: 110)


3- Karena semangat berjuang yang tidak diimbangi oleh penguasaan ilmu dan keimanan yang benar.

Orang yang tidak memahami tujuan dakwah yang benar akan menilai keberhasilan dakwah dari kacamata material saja, seperti sebab kedua di atas. Kekeliruan dalam menetapkan tujuan perjuangan, apalagi ditambah dengan kekeliruan dalam memahami konsep keimanan, maka dalam menggapai hasilnya tak jarang akhirnya melakukan tindakan gegabah dengan menghalalkan segala cara. Padahal dakwah islam telah ditentukan method oleh Allah, sebagaimana firmanNya

“Katakanlah: “Ini jalanku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashirah (manhaj da’wah) yang jelas. Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf : 108).


4- Ketidakfahaman akan watak dakwah dan hakikat kemenangan.

Banyak kita saksikan orang menilai dakwah yang bijak adalah dakwah yang tidak sampai tersangkut di penjara tetapi pengikutnya banyak. Tetapi sejarah para ulama’ terdahulu tidak demikian. Imam asy-Syafi’i, Imam Ahmad, Ibnu Taymiyah dan lain-lainnya cukup kenyang dengan penjara. Tetapi mereka sabar dan tidak terburu-buru (isti’jal).

Kadang ada juga yang menilai bila seseorang terbunuh karena dakwahnya maka dakwahnya telah gagal. Padahal justru sebaliknya, ia telah berhasil mendapatkan kemenangan ukhrawi, karena kesyahidan yang diraihnya.


5- Tak kuat menanggung cobaan di jalan dakwah yang panjang.

Cobaan yang harus ditanggung dalam perjalanan dakwah terkadang cukup berat. Rasulullah saw bersabda

“Syurga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan”.

Beratnya cobaan inilah yang pernah dialami oleh Khabab, sehingga memaksanya untuk memohon agar Rasulullah berdo’a supaya kemenangan segara diturunkan oleh Allah. Namun justeru Rasulullah menunjukkan bahwa apa yang dialami oleh umat terdahulu lebih berat. Dan beliau juga menilai keinginan Khabab itu sebagai sebuah ketergesa-gesaan.


Pencegahan Isti’jal


Munculnya persoalan isti’jal sesungguhnya hanya berkisar pada keikhlasan dan keilmuan. Keikhlasan yang benar akan melahirkan kesabaran, sabar untuk senantiasa terikat dengan manhaj Rasulullah saw dan para pewarisnya (ulama’). Sebaliknya tanpa adanya keikhlasan akan memunculkan berbagai penyimpangan dari ketentuan syara’. Maka untuk mengatasi persoalan ini, seorang pejuang dakwah harus selalu menyempurnakan moral spiritualnya.

Untuk mencegah isti’jal yang disebabkan oleh faktor keilmuan, maka setiap pejuang hendaklah membekali diri dengan berbagai ilmu syar’i. Ia harus memahami beberapa persoalan tentang islam dan da’wah Islam.

Langkah praktik yang boleh ditempuh untuk mencegah penyakit isti’jal itu di antaranya adalah dengan senantiasa mengkaji al-Qur’an dan hadits nabi saw, mempelajari sirah nabi dan sejarah kehidupan para ulama’ yang shalih, memperbanyak ibadah untuk mematangkan emosional dan moralnya, dekat kepada ulama’ yang ikhlas.

dipetik dari http://ouisqarnie.blogspot.com

0 comments:

 

Blogroll

usrah ansar Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template